Masalah keuangan merupakan hal yang sangat sensitif dalam sebuah hubungan. Bahkan tidak jarang terjadinya perceraian dipicu oleh masalah keuangan yang terjadi dalam sebuah rumah tangga.
Bersikap terbuka dan transparan berkaitan dengan keuangan merupakan hal yang penting supaya hubungan tetap harmonis.
Jika Anda melihat 6 tanda di bawah ini, maka segeralah ajak pasangan untuk berbicara dan mengatasi masalah keuangan bersama-sama.
Jangan sampai hubungan keluarga kacau balau hanya karena masalah keuangan yang tidak diselesaikan.
Membeli barang yang memang diperlukan tentu bukan masalah. Hanya saja, saat pasangan Anda membeli barang hanya untuk memenuhi hasrat berbelanja dan berfoya-foya, apa tidak jadi masalah?
Apalagi jika saat ini Anda sedang berjuang untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung dan diinvestasikan untuk masa depan keluarga. Tujuan tersebut tentu akan sangat sulit tercapai tanpa adanya dukungan dari pasangan Anda.
Utang konsumtif yang dimaksud antara lain utang membeli gadget baru, utang membeli pakaian mewah, dan utang untuk berlibur ke luar negeri.
Saat pasangan sudah mulai merahasiakan utang dari Anda, maka ini bisa menjadi permasalahan yang sangat serius di masa depan.
Ajak pasangan Anda berbicara tentang utang yang mereka ambil dan ajak mereka untuk berkomitmen menyelesaikan utang tersebut. Yakinkan pasangan Anda untuk tidak menambah utang yang baru.
Ya, kemudahan mendapatkan kartu kredit nyatanya memang membuat banyak orang terlena saat menggunakannya dan akhirnya terjebak lingkaran utang.
Segera hentikan kebiasaan pasangan Anda yang terlalu mengandalkan kartu kredit. Biasakan diri Anda dan pasangan untuk berbelanja dengan menggunakan uang tunai atau kartu debit yang tidak menimbulkan beban bunga.
Saat Anda terlambat membayar biaya-biaya tersebut, maka risikonya Anda tidak akan bisa menggunakan layanan yang tersedia dan juga harus membayar denda keterlambatan.
Tagihan yang tidak bisa dibayarkan tepat waktu biasanya terjadi karena pasangan Anda tidak mampu mengikuti anggaran yang sudah dibuat.
Atau, bisa jadi ia melakukan pengeluaran lain yang tidak diperhitungkan dan akhirnya mengganggu pengeluaran rutin setiap bulan.
Ada baiknya, Anda bersama dengan pasangan membayarkan tagihan-tagihan wajib terlebih dahulu, sebelum menggunakan uang untuk membayar beberapa keinginan yang tidak terlalu diperlukan.
Anggaran yang dianggap ideal oleh para ahli adalah 50-30-20, di mana 50% digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar utang atau membayar keinginan Anda, dan 20% untuk diinvestasikan.
Ajaklah pasangan Anda untuk disiplin menerapkan anggaran yang sudah dibuat dan lakukan evaluasi setiap bulan tentang pengeluaran yang telah dilakukan
Bersikap terbuka dan transparan berkaitan dengan keuangan merupakan hal yang penting supaya hubungan tetap harmonis.
Jika Anda melihat 6 tanda di bawah ini, maka segeralah ajak pasangan untuk berbicara dan mengatasi masalah keuangan bersama-sama.
Jangan sampai hubungan keluarga kacau balau hanya karena masalah keuangan yang tidak diselesaikan.
6 Tanda Pasangan Anda Memiliki Keuangan yang Berantakan
1. Pasangan Anda Merahasiakan ke Mana Uang Tersebut Dipakai
Jika Anda sering menemukan struk belanja dari beberapa toko di dalam rumah dan pasangan bersikap defensif saat Anda mencoba untuk membahasnya, maka bisa dipastikan pasangan sedang menyembunyikan pengeluarannya dari Anda.Membeli barang yang memang diperlukan tentu bukan masalah. Hanya saja, saat pasangan Anda membeli barang hanya untuk memenuhi hasrat berbelanja dan berfoya-foya, apa tidak jadi masalah?
Apalagi jika saat ini Anda sedang berjuang untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung dan diinvestasikan untuk masa depan keluarga. Tujuan tersebut tentu akan sangat sulit tercapai tanpa adanya dukungan dari pasangan Anda.
2. Pasangan Menyembunyikan Utang Mereka
Utang yang diambil akan menimbulkan beban yang harus dibayarkan setiap bulannya. Hal ini akan sangat memberatkan, jika utang tersebut masuk dalam kategori utang konsumtif.Utang konsumtif yang dimaksud antara lain utang membeli gadget baru, utang membeli pakaian mewah, dan utang untuk berlibur ke luar negeri.
Saat pasangan sudah mulai merahasiakan utang dari Anda, maka ini bisa menjadi permasalahan yang sangat serius di masa depan.
Ajak pasangan Anda berbicara tentang utang yang mereka ambil dan ajak mereka untuk berkomitmen menyelesaikan utang tersebut. Yakinkan pasangan Anda untuk tidak menambah utang yang baru.
3. Pasangan Anda Kecanduan Kartu Kredit
Ciri ketiga bahwa pasangan Anda memiliki keuangan yang berantakan ialah mudah tergiur dengan penggunaan kartu kredit.Ya, kemudahan mendapatkan kartu kredit nyatanya memang membuat banyak orang terlena saat menggunakannya dan akhirnya terjebak lingkaran utang.
Segera hentikan kebiasaan pasangan Anda yang terlalu mengandalkan kartu kredit. Biasakan diri Anda dan pasangan untuk berbelanja dengan menggunakan uang tunai atau kartu debit yang tidak menimbulkan beban bunga.
4. Tagihan Tidak Dibayarkan Tepat Waktu
Tagihan seperti biaya listrik, biaya air bersih, telpon dan internet merupakan pengeluaran yang harus Anda bayarkan setiap bulannya.Saat Anda terlambat membayar biaya-biaya tersebut, maka risikonya Anda tidak akan bisa menggunakan layanan yang tersedia dan juga harus membayar denda keterlambatan.
Tagihan yang tidak bisa dibayarkan tepat waktu biasanya terjadi karena pasangan Anda tidak mampu mengikuti anggaran yang sudah dibuat.
Atau, bisa jadi ia melakukan pengeluaran lain yang tidak diperhitungkan dan akhirnya mengganggu pengeluaran rutin setiap bulan.
Ada baiknya, Anda bersama dengan pasangan membayarkan tagihan-tagihan wajib terlebih dahulu, sebelum menggunakan uang untuk membayar beberapa keinginan yang tidak terlalu diperlukan.
5. Pasangan Anda Tidak Mengikuti Anggaran yang Telah Dibuat
Apabila pasangan Anda melanggar anggaran yang sudah dibuat, itu artinya ia memiliki keuangan yang berantakan.Anggaran yang dianggap ideal oleh para ahli adalah 50-30-20, di mana 50% digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar utang atau membayar keinginan Anda, dan 20% untuk diinvestasikan.
Ajaklah pasangan Anda untuk disiplin menerapkan anggaran yang sudah dibuat dan lakukan evaluasi setiap bulan tentang pengeluaran yang telah dilakukan
Post A Comment:
0 comments: